
Selama ini saya gak begitu memahami maksudnya serta artinya karena belum menemukan sumber/source yang membahas detail kalimat tersebut, namun saya akan mengartikannya sendiri. So, menurut pemahaman saya FROM FATHER TO SON adalah sebuah gerakan membawa anak-anak(Anak kandung) kedalam stadion /arena olah raga / jalanan yang dilakukan oleh Ayahnya untuk memberikan DUKUNGAN terhadap KLUB OLAHRAGA seperti Klub sepak bola, basket, dlsb. Baik itu dukungan langsung seperti membawanya ke stadion untuk menonton pertandingan ataupun sekedar membawanya kejalanan dalam rangka aksi tertentu.
Gerakan tersebut bukan cuma untuk kesenangan semata, tapi juga menurunkan rasa cinta, fanatisme terhadap sepakbola(atau olahraga lainnya) dari Ayahnya. Tak tanggung-tanggung terkadang mereka(ayah) membawa anaknya ke laga AWAYDAY(Laga tandang) bahkan ada juga yang membawa anaknya ke laga yang PANAS seperti derby atau laga-laga yang selalu menghadirkan pertengkaran/kericuhan antar FIRM, ULTRAS, dan sebutan untuk kelompok lainnya. Semuanya dilakukan agar rasa cinta itu mengakar di hati dan jiwa anak mereka.
Jika diartikan lagi intinya istilah tersebut adalah gerakan menanamkan cinta dan fanatisme dari ayahnya terhadap sepakbola sedari dini kepada anak-anak sehingga fanatisme itu mengakar di jiwa-jiwa anak-anak saat mereka dewasa. Gerakan tersebut sudah membudaya puluhan tahun lamanya dalam sepak bola.
Muslim harus meniru budaya ULTRAS...!!!
Jujur saya bergitu takjub terhadap fanatisme orang-orang Eropa terhadap sepakbola. Bahkan saking fanatiknya aksi Keributan (gaya HOOLIGAN) seperti sajian wajib kedua selain pertandingan sepak bola. Semua dilakukan demi harga diri FIRM yang dianutnya juga KLUB SEPAK BOLA yang dipujanya.Budaya ULTRAS tersebut sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, kita bisa melihat Suporter PERSIB, PERSIJA, SLEMAN PSS, dan klub sepak bola lainnya mempunyai kelompok suporter bergaya ULTRAS. Namun sebagai umat islam rasa fanatisme dan cinta itu sepantasnya diberikan dan dipersembahkan kepada sang maha pencipta Alloh SWT.
Umat muslim harus melakukan apa yang mereka lakukan, namun tentunya membawanya ke jalan yang diridhai Alloh SWT. Jika mereka dengan bangga dan semangat membawa anak-anaknya ke dalam stadion, umat muslim juga harus emnirunya dan bangga membawa anak-anaknya. Namun bukan ke dalam stadion, tapi mesjid!!!
Ya, tentunya kita harus meniru budaya mereka namun kedalam hal yang diridhai Alloh SWT seperti membawa anak ke Masjid untuk Shalat berjamaah.
Tanamkan sedari dini agar dewasa terbiasa dan membudaya
Rasa fanatisme terhadap bola di hati mereka tidak muncul begitu saja tapi sudah mendarah daging turun temurun. Semuanya karena mereka mendidik anaknya supaya mencintai apa yang dicintai ayahnya sepenuh hati dan jiwa. Hal tersebut sudah menjadi kewajiban ayah terhadap anaknya sehingga setelah sianak tersebut dewasa dan menjadi ayah, maka iapun akan memperlakukan hal yang sama.Mendidik anak memang sudah menjadi kewajiban orang tua. Bukan kata mereka (penganut bola) tapi ini menurut ajaran islam. Dalam ajaran Islam terdapat sejumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Salah satu kewajiban itu adalah memberikan pendidikan Islam.
Allah ta’ala berfirman dalam sebuah ayat yang telah kita ketahui bersama,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At Tahrim: 6).
Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
تأمرهم بطاعة الله وتنهاهم عن معصية الله وأن تقوم عليهم بأمر الله وتأمرهم به وتساعدهم عليه فإذا رأيت لله معصية ردعتهم عنها وزجرتهم عنها
“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat taat kepada Allah dan melarang mereka dari berbuat durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk menjalankannya. Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502).
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).
Dari ayat dan tafsir diatas sangat jelas bahwa wajibnya orang tua untuk mendidik anaknya terutama pendidikan Islam. Bahkan orang tua akan ditanyai dan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah diberikan kepada anak.
******* Sudah mulai kebingungan mau nulis apa lagi *******
Orang tua harus mengutamakan pendidikan Islam dibanding pendidikan yang lainnya, karena hal itulah yang akan dimintai pertanggung jawaban kelak. Namun sayangnya dalam jiwa-jiwa seorang muslim pendidikan islam itu bukan hal yang wajib, padahal pendidikan islamlah yang harus diutamakan. Dengan pendidikan islamlah anak akan menjadi pribadi yang baik dan taat kepada Allah dan Orang Tua. Seperti dalam hadist diatas dinyatakan bahwa Allah akan menanyakan tentang ketaatan anak kepada orang tuanya.
![]() |
Menanamkan anak mencintai agama dan cinta sesama saudara seiman |
Jadi jika anak belum taat, jangan salahkan anak. Bisa jadi kita/orang tua yang belum memberikan pendidikan islami dengan baik. Jika orang tua punya keterbatasan dalam hal ilmu agama, alangkah baiknya anak dimasukan ke pendidikan yang mengutamakan nilai-nilai islami, mempunyai lingkungan islami. Berikanlah pendidikan islam terbaik bagi anak karena sebaik-baik pemberian orang tua adalah ilmu agama yang akan menjadi bekal anak mengarungi dunia dalam perjalanan menuju akhirat kelak. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadist
ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Orang tua harus senantiasa berusaha keras mendidik ilmu agama kepada anaknya supaya kelak berada dalam ketaatan kepada Allah SWT. Menjadi pintar atau tidaknya, taat atau tidaknya, shalih atau tidaknya itu urusan Allah SWT, kewajiban orang tua hanyalah mendidiknya.
Anak tidak akan faham terhadap pentingnya ilmu agama sampai ia berusia baligh atau mengetahui tujuan hidup manusia. Sang anak tidak akan langsung memahami, namun sebaiknya orang tua menyediakan perbekalan kedalam tas gendongnya sehingga saat bekal itu diperlukan, anak kita tinggal membuka tasnya lalu menggunakan perbekalan itu untuk dirinya agar selamat diperjalanan.
Mereka Bangga Membawa Anak Kestadion, Kita Bangga Jika Membawa Anak Kemesjid
Kecintaan mereka kepada sepak bola layak kita tiru. Kita bisa melihat bagaimana mereka meninggalkan istri mereka untuk laga away, lalu dengan bangga memakai CASUAL STYLE dan bernyanyi-nyanyi (chant) sepanjang jalan bahkan mempertaruhkan nyawa.Jika mereka bangga membawa anaknya ke stadion, maka kita sebagai ummat islam beda lagi. Kita harus bangga jika membawa anak ke masjid untuk shalat berjamaah tepat waktu dan mendekatkan diri kepada allah.
![]() |
Bobotoh From Father To Son - Bapak membawa anaknya kestadion GBLA |
Untuk membuat anak kita menjadi anak yang shalih dan taat kepada Allah SWT tidaklah dimulai saat itu sejak ia dilahirkan kedunia , tetapi dimulai sejak dia masih di dalam kandungan ibunya. Bahkan pendidikan anak sudah dimulai sejak sang ayah mulai mencari calon istri, sosok yang akan menjadi ibu bagi anaknya kelak.
Maka, mari kita senantiasa berusaha menjadikan diri kita sebagai pribadi yang baik, taat kepada Allah dan shalih, menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya dengan suatu harapan pada masa nanti Allah ta’ala memberikan instri shalihah bidadari surga ibu bagi anak-anak yang kelak akan senantiasa menjaga dan memelihara anak-anak kita.
Sudahi saja bingung mau nulis apa lagi...
Jika gak jelas, dan gak nyambung, maaf saya bukan penulis. jadi sambungin aja sendiri
mesjid ale
BalasHapuskopi gehu bala2
Hapusmantap
BalasHapusmantep
HapusMemang kadang, tidak hanya dalam aksara kita bisa meneguk makna, tapi sesungguhnya buku tebal bernama kehidupan lebih banyak mengandung pelajaran yang mungkin tak bisa diserap oleh mereka yang tak berpikir.
BalasHapuskehidupan akan mengandung banyak pelajaran jika terlibat dalam masalah
HapusKeren nih
BalasHapusBebas berkomentar asal santun dan tidak kasar. Komentar yang mengandung konten por*o dan ju*i akan dihapus. Jangan lupa juga centang kotak "notify me" supaya ada notification jika komentarnya sudah dibalas. Terimakasih :)